![]() |
Photo by @rindi_antika123 |
Kota Lama adalah potongan sejarah, karena dari sinilah ibukota Jawa Tengah ini berasal. Pada dasarnya area Kota Lama Semarang atau yang sering disebut Outstadt atau Little Netherland mencakup setiap daerah di mana gedung-gedung yang dibangun sejak zaman Belanda. Namun seiring berjalannya waktu istilah kota lama sendiri terpusat untuk daerah dari sungai Mberok hingga menuju daerah Terboyo.
Setelah gemparkan media internasional dengan Kampung Pelangi-nya, Ibukota Jawa Tengah kembali hadirkan gebrakan terbaru dengan meresmikan Semarang Creative Gallery di area Kota Lama, tepatnya di bekas gedung Telkom.
Semarang Creative Gallery merupakan sebuah wadah bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lokal untuk memamerkan dan memasarkan produknya.
Ide pembentukan Semarang Creative Gallery ini berasal dari Walikota Semarang, Hendrar Prihadi. Konsep yang diusung Semarang Creative Gallery ini merupakan sebuah department store yang menjadi pusat dan memasarkan produk unggulan masyarakat dari UMKM, seperti batik, sandal, tas, sepatu, dan produk kerajinan tangan lainnya.
Semarang Creative Gallery juga dilengkapi dengan kafe dengan desain interior yang menarik. Uniknya, ornamen-ornamen tersebut bertema kolonial. Jadi, kesan klasik ala penjajahan Belanda begitu kental terasa di sana. Harapan dibentuk seperti ini adalah ketika Kamu berkunjung ke sana, Kamu bisa ngobrol, dan ngopi sambil menikmati suasana yang ‘tempo doeloe’ khas Kota Lama.
![]() |
Photo by @dykap21 |
Secara umum karakter bangunan di wilayah ini mengikuti bangunan-bangunan di benua Eropa sekitar tahun 1700-an. Hal ini bisa dilihat dari detail bangunan yang khas dan ornamen-ornamen yang identik dengan gaya Eropa. Seperti ukuran pintu dan jendela yang luar biasa besar, penggunaan kaca-kaca berwarna, bentuk atap yang unik, sampai adanya ruang bawah tanah.
Hal ini tentunya bisa dibilang wajar karena faktanya wilayah ini dibangun saat Belanda datang. Tentunya mereka membawa sebuah konsep dari negara asal mereka untuk dibangun di Semarang yang nota bene tempat baru mereka. Tentunya mereka berusaha untuk membuat kawasan ini feels like home bagi komunitas mereka.
Dari segi tata kota, wilayah ini dibuat memusat dengan gereja Blenduk dan kantor-kantor pemerintahan sebagai pusatnya. Mengapa gereja? Karena pada saat itu pusat pemerintahan di Eropa adalah gereja dan gubernurnya. Gereja terlibat dalam pemerintahan dan demikian pula sebaliknya.
Bagaimanapun bentuknya dan apapun fungsinya saat ini, Kota Lama merupakan aset yang berharga bila dikemas dengan baik. Sebuah bentuk nyata sejarah Semarang dan sejarah Indonesia pada umumnya. //berbagaisumber
No comments:
Post a Comment