--> Wisata Budaya dan Sejarah Tugu Muda Semarang | Jateng Kece

Tuesday, June 5, 2018

Wisata Budaya dan Sejarah Tugu Muda Semarang

| Tuesday, June 5, 2018

Tugu muda ini menggambarkan semangat juang warga Semarang khususnya para remaja untuk mempertahankan Kemerdekaan Indonesia dan mempertahankan kota Semarang pada khususnya. Monumen bersejarah ini dibangun untuk mengenang Pertempuran Lima Hari di Semarang ketika melawan penjajah Jepang dari tanggal 14-19 Oktober1945. Atas prakarsa Koordinasi Pemuda Indonesia, didirikanlahTugu Muda ini. Tetapi rencana ini gagal karena mengalami sebuah kendala dalam pendanaan.

Sehingga pada tahun 1951 dibentuklah Panitia Tugu Muda yang diketuai Subeno Sosro Wardoyo (Walikota Semarang pada saat itu). Rancangan desain Tugu Muda ini dilakukan oleh Salim, sedangkan pada bagian relief dikerjakan oleh seniman yang bernama Hondro.

Di sebelah utara Tugu Muda ini terdapat Gedung Pandanaran,  di sebelah Timur terdapat obyek wisata Lawang Sewu, di sisi selatan berhadapan dengan Museum Mandala Bhakti, sedangkan di sebelah barat Tugu Muda terdapat Wisma Perdamaian.

Hingga saat ini Tugu Muda menjadi sebuah tempat berkumpul oleh kawula muda Semarang untuk bersantai, berkumpul, bercanda, photo-photo pada malam hari, terutama malam Minggu di area Tugu Muda Semarang sangat ramai.

SEJARAH PEMBANGUNAN

Rencana awal tugu ini akan diletakkan di dekat alun-alun, namun karena pada bulan Nopember 1945 meletus perang melawan Sekutu dan Jepang, proyek ini menjadi terbengkalai. Kemudian atas prakarsa  Badan Koordinasi Pemuda Indonesia (BKPI) pada tahun 1949, pembangunan tugu kembali dilakukan, namun karena kesulitan dana, ide ini jugaa belum terlaksana. Pembangunan Tugu Muda ini dimulai dengan peletakan batu pertama yang dilakukan pada tanggal 28 Oktober 1945, oleh Mr. Wongsonegoro, yakni Gubernur Jawa Tengah pada saat itu.

Pada tahun 1951 dibentuk Panitia Tugu Muda untuk merancang pembangunan kembali, tetapi lokasinya di semarang yakni di pertemuan Jl. Pemuda, Jl. Imam Bonjol, Jl. Dr. Sutomo, dan Jl. Pandanaran seperti lokasi saat ini. Akhirnya pada tanggal 10 November 1951, Boediono (Gubernur Jawa Tengan) meletakkan batu pertama di lokasi tersebut.

Desain tugu dikerjakan oleh Salim, sedangkan relief pada tugu dikerjakan oleh seniman Hendro.  Batu yang digunakan antara lain didatangkan dari Kaliurang dan Paker.

Tugu ini diresmikan  pada tanggal 20 Mei 1953, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional oleh Ir. Soekarno.



DISKRIPSI

Tugu ini terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu landasan, badan dan kepala. Pasa sisi landasan tugu terdapat relief. Keseluruhan tugu dibuat dari batu. Untuk memperkuat kesan tugunya, dibuat kolam hias dan taman pada sekeliling tugu.

Di taman di berikan beberapa ornamen air mancur, lampu-lampu warna putih dan kuning yang akan menambah kesan anggun di malam hari. Terdapat pula pohon cemara, duplikasi senjata bambu runcing yang tegak berdiri berjajar sebanyak 5 (lima) buah. Bambu runcing ini menggambarkan Pertempuran lima hari di Semarang dengan bersenjatakan bambu runcing.

Pada bagian kaki tugu terdapat relief dengan lima buah sangga pilar, yang dipergunakan untuk menggambarkan berbagai macam relief, juga dimaksudkan sebagai lamban Pancasila. Pada tiap-tiap sangga terdapat hiasan-hiasan yang berbeda satu dengan yang lain yaitu:


  • Relief Hongerodeem

Menggambarkan kehidupan rakyat Indonesia pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang yang sangat tertindas dan banyak yang menderita kelaparan, hingga hongerodeem atau penyakit busung lapar merajalela di kalangan masyarakat.


  • Relief Pertempuran

Menggambarkan betapa besar gelora semangat juang serta keberanian para pemuda Semarang dalam mempertahankan kemerdekaan negara dan bangsanya.

  • Relief Penyerangan

Menggambarkan perlawanan rakyat Indonesia terhadap pihak penjajahan untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan.

  • Relief Korban

Menceritakan tentang Pertempuran Lima Hari di Semarang,  bahwa pada pertempuran tersebut banyak rakyat yang menjadi korban.

  • Relief Kemenangan

Menggambarkan hasil jerih payah dan pengorbanan yang telah membasahi bumi kota Semarang. (wisatajateng)

Related Posts

No comments:

Post a Comment